RSS Feed

Adakah Shaum Daud itu???

Posted by lulu jamaludin kamal Labels:


بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ




Dari Abu Qatadah,”…orang itu berkata,’Bagaimana tentang orang yang saum satu hari dan tidak saum satu hari?’ Nabi saw. menjawab,’Itulah saum Daud alaihis salam…” H.r. Muslim : 1976.

Shaum daud adalah shaum yang disyariatkan kepada Nabi Daud dan oleh Rasulullah SAW dijadikan shaum sunnah kepada ummatnya. Banyak sekali fadhilah dan keutamaan shaum Daud ini seperti yang banyak dituangkan dalam hadits.

Dalil-dalil yang berkaitan dengan Shaum Daud

Hadits pertama.
Dari Abdulloh bin Amr RA, ia berkata: Rasulullah SAW diberitahu bahwasanya aku berkata: Demi Allah aku akan melaksanakan shaum setiap hari dan melaksanakan sholat sepanjang malam selama aku masih hidup, aku berkata kepadanya: aku telah mengatakannya demi bapakku dan ibuku.
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup melaksanakannya, shaumlah kamu dan berbukalah, sholatlah kamu dan tidurlah, dan shaumlah kamu setiap bulan selama tiga hari karena sesungguhnya satu kebaikan diberi pahala sepuluh kali lipat, dan hal tersebut laksana shaum sepanjang tahun.
Aku menjawab: Aku lebih mampu dari itu.
Beliau menjawab: Shaumlah satu hari dan berbukalah dua hari.
Aku menjawab: Aku lebih mampu lebih dari itu.
Beliau bersabda: Shaumlah satu hari dan berbukalah satu hari, hal tersebut sebagaimana shaum Daud AS.
Aku menjawab: aku lebih mampu dari itu.
Lalu Nabi SAW bersabda: Tidak ada yang lebih utama dari itu
(HR Bukhori 1976, Muslim 1159).

Hadits kedua.
Dari Abdulloh bin Amr RA, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya shaum yang paling dicintai Alloh adalah shaum Daud. Dan sholat yang paling dicintai oleh Alloh adalah sholat Daud AS. Beliau tidur setengah malam, kemudian melaksankan sholat sepertiga bagiannya dan tidur seperenam bagiannya. Dan beliau biasa melaksankan shaum satu hari dan berbuka satu hari. (HR Bukhori 1131, Muslim 1159)

Hadits ketiga.
Imam al-Bahwaty menyatakan bahwa keutamaan shaum Daud disyaratkan jika pelaksanaanya tidak melemahkan fisik yang melaksanakannya, sehingga orang tersebut meninggalkan aktivitas yang lebih utama dari shaum tersebut seperti melakukan hak-hak Alloh dan hak-hak manusia. Dan jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka meninggalkannya lebih utama. (al-Raudul Murabba 1/145).

Kapan waktunya Shaum Daud?!
Puasa yang disyariatkan kepada Nabi Daud adalah puasa sepanjang hidup namun dilakukan berselang-seling antara sehari puasa dan sehari tidak.

Sedangkan syariat yang turun kepada Rasulullah SAW dan umatnya bukan puasa seperti itu, tapi puasa satu bulan penuh yaitu pada bulan Ramadhan. Lalu kedudukan puasa nabi Daud dalam syariat Rasulullah SAW merupakan puasa sunnah yang boleh dikerjakan kapan saja dan boleh ditinggalkan kapan suka.

Jadi sama sekali tidak ada tuntutan untuk melakukannya sebagaimana mana ketentuan yang ada pada syariat nabi Daud as. Kalau pun ada kemiripan, maka pada teknisnya yang dilakukan dengan berselang-seling. Sedangkan hukumnya bukan wajib tapi sunnah. Kapan pun seseorang muslim ingin melakukannya, dia boleh melakukannya. Dan sebaliknya, kapanpun dia ingin meninggalkannya, maka tidak ada halangan sama sekali.

Semoga bermanfaat!!


AMAL –AMAL SHOLEH YANG MENYEBABKAN PELAKUNYA DIAMPUNI ALLAH

Posted by lulu jamaludin kamal Labels:

1.Menuntut ilmu agama, “sesungguhnya penghuni langit dan bumi sampai ikan-ikan dilaut pun memintakan ampunan baginya ( penuntut ilmu). “ Shahih Ibnu Majah (182)

2.Wudhu, dosa-dosa dari anggota wudhu berguguran bersama air wudhu sebagaimana dijelaskan oleh banyak hadits. Shahih An-Nasa’i (100)

3.Adzan , “seorang muadzin itu akan mendapatkan ampunan sampai batas akhir (suara) adzannya dan setiap benda yang basah maupun yang kering akan memintakan ampunan untuknya.” HR. Ahmad (1/136), Shahih

4.Membaca do’a setelah adzan (ada juga yang berpendapat dibaca setelah muadzin membaca syahadat) dengan lafazh asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, wa anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh. Rodhiitu billahi rabba, wabi muhammadin rosuula, wabil islaami diina. ”niscaya dosanya diampuni.” HR. Muslim (386)

5.Menempati shaf pertama atau kedua, ”Beliau sholallahu alaihi wa sallam memohonkan ampunan untuk orang-orang di shaf pertama sebanyak 3 x dan kepada yang di shaf kedua satu kali” HR. Nasa’i (817), Shahih

6.Sujud dalam sholat, “tidaklah seorang hamba bersujud kepada Allah dengan sebuah sujud melainkan Allah akan mencatat satu kebaikan baginya dan menghapus satu kejahatan darinya serta meninggikan derajat baginya lantaran sujud tersebut, karena itu perbanyaklah sujud.” Shahih Ibnu Majah (1171)

7.Mengerjakan sholat dengan khusyu, “ tidaklah seorang muslimpun yang didatangi waktu sholat fardhu, lalu ia membaguskan wudhunya, membaguskan kekhusyuannya dan ruku’nya melainkan sholat itu menjadi kaffarat dosa-dosa yang terjadi sebelumnya selama dosa besar tidak dilakukan.” HR. Muslim (232)

8.Melangkahkan kaki ke masjid untuk sholat, “ia tidak melangkah satu langkahpun melainkan ditinggikan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya lantaran sholat tersebut.” HR. Bukhari (647) dan Muslim (649)

9.Menunggu sholat setelah sholat selama ia tidak berhadats dan tidak menyakiti, malaikat berdo’a “ya Allah ampunilah ia, ya Allah terimalah taubatnya” HR. Bukhari (647) dan Muslim (649)

10.Membaca amin yang bertepatan dengan aminnya malaikat, “… karena sesungguhnya barang siapa yang ucapannya bertepatan dengan ucapan malaikat akan diampuni dosanya yang terdahulu.” HR. Bukhari (780) dan Muslim (410)

11.Membaca Allahumma Rabbana lakal Hamdu ketika i’tidal, ” karena sesungguhnya barang siapa yang ucapannya bertepatan dengan ucapan malaikat maka dosanya yang terdahulu akan diampuni.” HR. Bukhari (796) dan Muslim (409)

12.Ar-Ribath, “maukah kalian aku tunjuki kepada perbuatan yang menyebabkan Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan meninggikan derajat ?”…”menyempurnakan wudhu pada saat yang berat, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu waktu sholat setelah (melakukan) sholat, maka itulah ribath (tali pengikat)” HR. Muslim (251)

13.Tidur dalam keadaan berwudhu, malaikat berdo’a “ ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan karena sesungguhnya ia tidur dalam kondisi suci.” HR. Ibnu Hibban (1048), hasan

14.Mendatangi sholat Jum’at, “barang siapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian mendatangi Jum’at dan mendengarkan khutbah serta diam, maka akan diampuni dosanya diantara jum’at itu dan ditambah 3 hari.” HR. Muslim (857)

15.Bersedekah, “sedekah dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” Shahih Tirmidzi (2110)

16.Puasa Ramadhan, “barang siapa yang shaum pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” HR. Bukhari (1901) dan Muslim (759)

17.Sholat Malam, “ Hendaklah kalian melakukan qiyamul lail, karena sesungguhnya sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian dan sarana mendekatkan diri kepada Rabb kalian, serta merupakan penghapus keburukan-keburukan dan penghalang dari perbuatan dosa.” HR. Ibnu Hibban (509), Shahih

18.Sholat malam di bulan Ramadhan, ”barang siapa yang melakukan qiyam ramadhan karena iman dan mengharapkan keridhaan-Nya, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” HR. Bukhari (37)

19.Sholat malam di malam Qodar, “barang siapa yang bangun pada malam qadar karena iman dan mengharapkan keridhaan-Nya, diampuni dosanya yang terdahulu.” HR.Bukhari (1901) dan Muslim (759)

20.Puasa hari arafah (9 dzulhijjah) , “aku berharap kepada Allah supaya menghapus dosa satu tahun yang akan datang dan satu tahun yang telah lalu” HR. Muslim (1162)

21.Puasa hari asyura (10 muharram), “ia menghapus dosa satu tahun yang telah lalu” HR.Muslim (1162)

22.Haji, “ barang siapa yang berhaji lalu ia tidak rafats dan tidak fasiq, ia keluar dari dosa-dosanya bagaikan hari dilahirkan oleh ibunya.” HR. Bukhari (1521) dan Muslim (1350). Keterangan: ar-rafats maknanya adalah bersetubuh, menurut kebanyakan ulama. Ada juga yang mengatakan, suatu sebutan untuk kekejian dalam perkataan. Sementara alfisq maknanya adalah kemaksiatan dan kejelekan. Lihat fathul bari (III/ 382)

23.Umrah,”umrah yang satu ke umrah berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa diantara keduanya.” HR. Bukhari (1773) dan Muslim (1349)

24.Mengusap hajar aswad, “sesungguhnya mengusap keduanya menghapuskan kesalahan.” HR. Ibnu Khuzaimah (2753), Shahih

25.Tahalul (memotong rambut dalam rukun haji), “ Rasulullah pada saat haji wada mendoakan ampunan kepada orang yang mencukur 3 x sedangkan kepada orang yang menggunting (memendekkan rambut) 1 x .” HR. Muslim (2295)

26.Jihad, ada sahabat yang bertanya, wahai rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah akan menghapus dosa-dosaku? Maka Rasulullah berkata: “ya jika kamu terbunuh di jalan Allah dan kamu sabar, mengharap keridhoan-Nya, maju ke depan dan tidak berpaling mundur.” HR. Muslim (1885)

27.Mati syahid, “seseorang yang mati syahid akan diampuni setiap dosanya kecuali hutang.” HR. Muslim (1886)

28.Memandikan jenazah muslim seraya menyembunyikan aibnya, “maka Allah akan memberikan ampunan 40 kali kepadanya - (dalam riwayat ath Thabrani di sebutkan dengan lafazh 40 dosa besar).” HR. Al-Hakim (362), Shahih

29.Membaca Surat Al-Mulk (surah ke 67), “sesungguhnya ada satu surat dalam Alqur’an yang berjumlah 30 ayat (dapat) memberi syafa’at pada seseorang sehingga ia diampuni, yaitu surat Tabarokkalladzi biyadihil mulku.(surat ke 67)” Shahih Abu Daud (1265)

30.Setiap melakukan perbuatan baik, “sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” QS. Huud : 114

31.Menjauhi dosa-dosa besar, “ Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” Qs. An-Nisa : 31

32.Terkena musibah, penyakit, penderitaan atau sejenisnya,” Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” HR. Bukhari (5641)

33.Membaca laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai in qodiir 100 x, “ maka dia mendapat pahala sama dengan memerdekakan 10 orang hamba sahaya, ditulis untuknya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 dosa dan ia dilindungi dari setan pada harinya itu sampai sore dan tak seorangpun mendapatkan yang lebih utama darinya kecuali seorang laki-laki yang beramal lebih banyak darinya.” HR. Bukhari ( 6404) dan Muslim (2693)

34.Membaca subhanallahi wabi hamdih 100 x, “niscaya kesalahan-kesalahannya dilebur, meskipun seperti buih di lautan.” HR. Bukhari ( 6404) dan Muslim (2693)

35.Bertasbih 100 x, ‘ ditulis untuknya 1000 kebaikan atau dilebur darinya 1000 dosa.” HR. HR. Muslim (2698)

36.Membaca do’a ketika memakai pakaian baru dengan bacaan Alhamdulillahil ladzii kasaanii hadzaa warozaqoniihi min ghairi haulim minnii wa laa quwwah”, niscaya Allah mengampuni untuknya dosanya yang telah lalu.” HR. Abu Daud (4023), hasan

37.Bertasbih 33 x, bertahmid 33 x dan bertakbir 33 x dan mengucapkan laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai in qodiir, “ niscaya dosa-dosanya diampuni meskipun seperti buih di lautan.” HR. Muslim (597)

38.Membaca laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai in qodiir 10 x setelah sholat shubuh, “ditulis untuknya 10 kebaikan, dihapus darinya 10 keburukan, diangkat untuknya 10 derajat, dan pada harinya itu dia berada dalam perlindungan dari setiap yang tidak diinginkan, dia dijaga dari setan dan tidak layak bagi dosa untuk mendapatkannya pada hari itu, kecuali dosa syirik kepada Allah.” HR. Abu Daud (5077), Shahih

39.Membaca laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai in qodiir 10 x setelah sholat maghrib, “Allah menulis untuknya dengannya 10 kebaikan yang mengantarkan ke surga, menghapus darinya 10 kesalahan yang membinasakan dan dia mendapat pahala setara dengan memerdekakan 10 orang hamba sahaya yang beriman.” HR. Tirmidzi (3534), hasan.

40.Mengerjakan sholat tasbih, “ Seandainya dosamu sebanyak kerikil yang tak terhitung jumlahnya, niscaya Allah mengampuni dosamu.” HR. Ibnu Majah (1386), Shahih

41.Mengerjakan sholat taubat, “Tidaklah seseorang yang terlanjur berbuat dosa, kemudian dia berwudhu lalu mengerjakan sholat lalu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah bakal mengampuninya.” HR. Tirmidzi (406 dan 3009), Shahih

42.Membaca doa sesudah makan dengan bacaan Alhamdulillahil ladzii ath ’amanii hadzaa warozaqoniihi min ghairi haulim minnii wa laa quwwah, ” niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” HR. Abu daud (4023), hasan

43.Membaca doa penutup majelis dengan bacaan subhaanakallahumma wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik,” melainkan dia pasti diampuni dari laghath (pembicaraan yang banyak dan tidak berguna) yang terjadi di majelisnya.” HR. Tirmidzi (3433), Shahih.

44.Membaca doa ketika memasuki pasar dengan bacaan laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu , wahuwa hayyu la yamuut, biyadihil khair, wahuwa ‘alaa kulli syai in qodiir, ”niscaya Allah menuliskan baginya 1 juta kebaikan dan menghapus darinya 1 juta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga 1 juta derajat.” HR. Tirmidzi (3428), hasan

45.Berdo’a meminta ampunan dan tidak melakukan kesyirikan, ” Allah berfirman, “wahai anak cucu Adam, sesungguhnya kamu, selama masih berdo’a kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni segala dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak cucu Adam, kalau seandainya dosamu mencapai awan di langit kemudian kamu meminta ampunan kepada Ku, niscaya Aku mengampuni segala dosamu. Wahai anak cucu Adam, kalau seandainya kamu mendatangiKu dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian kamu mendatangi-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu, niscaya Aku akan memberikan ampunan sepenuh bumi.” HR. Tirmidzi (3540), hasan

46.Istighfar dengan mengucapkan Astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul Qayyum wa atuubu ilaihi, “niscaya dosa-dosanya diampuni walaupun dia telah lari dari peperangan.” HR. Abu Daud (1516), Shahih.

47.Bershalawat, “ barang siapa yang bershalawat kepadaku ( rasulullah) 1 x sholawat, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya 10 x dan dihapuskan darinya 10 kesalahan serta diangkat baginya 10 derajat “ HR. Bukhari dalam adabul mufrad (643), Shahih

48.Memberikan pinjaman dan memaafkan orang yang dalam kesulitan,”Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda ” ada seseorang yang suka mengutangkan kepada manusia. Ia berkata kepada pembantunya, ‘Jika datang kepadamu orang yang sedang mengalami kesulitan, maka bebaskanlah (utangnya), semoga Allah membebaskan kita (dari dosa).’ Nabi bersabda, “maka ia berjumpa dengan Allah, lalu Allah memaafkannya.” HR. Bukhari

49.Menjenguk orang sakit, “Tidaklah seorang muslim menjenguk seorang muslim lainnya di pagi hari kecuali 70 ribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga sore hari. Dan apabila ia menjenguknya sore hari, maka 70 ribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga pagi. Dan baginya setahun (perjalanan) di surga.” HR. Tirmidzi (IV/72), dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib (III/197)

50.Berjabat tangannya seorang muslim,”Tidaklah (2 orang) muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya diampuni sebelum mereka berpisah.” HR. Abu Daud (4536), Shahih

KALAJENGKING NERAKA

Posted by lulu jamaludin kamal Labels:



Di hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama "Huraisy" berasal dari anak kala jengking.

Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.

Malaikat Jibril bertanya : "Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari? 


"Huraisy pun menjawab, "Aku mau mencari lima golongan orang.

*Pertama, orang yang meninggalkan sholat Fardhu.

*Kedua, orang yang tidak mau mengeluarkan zakat.


*Ketiga, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya.


*Keempat, orang yangmembicarakan tentang urusan dunia

di dalam masjid.

*Kelima, orang yang suka minum arak/khamar."

AS SYIFA DENGAN SEMUA PESONA_NYA

Posted by lulu jamaludin kamal Labels:


Sekitar awal tahun 2009 hingga pertengahan merupakan saat-saat terakhir saya bekerja di perpustakaan kampus UAI sebagai pegawai kontrak. Sempat terdesak keluar dan belum tahu akan pindah bekerja dimana. Sedangkan mengingat usia sudah mulai bertambah dan persaingan kerja bukan lagi hanya dengan yang seusia tapi juga dengan fresh graduate yang kualitasnya banyak di atas saya.
Zaman dan era globalisasi memaksa setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup semata bukan lagi pengabdian kepada Allah atau secara sadar bekerja karena bernilai ibadah. Hal tersebut sangat sulit ditemukan di Jakarta namun sebaliknya, karakter dan mental kapitalis dengan jelas dan mudah dapat ditemukan disana. Mungkin, dulu saya adalah salah satu korbannya. Tidak memungkiri kenyataan bahwa materialisme bisa menjadi suatu momok menyeramkan andaikata seseorang dengan gaya hidup yang tadinya sangat sederhana apalagi miskin bisa berubah drastis menjadi pemuja berhala baru yakni kekayaan. Membuatnya lupa akan asal-usulnya dulu sebelum kaya. Hidup seperti inilah yang sepertinya sudah menjadi budaya di Jakarta sebagai salah satu pusat kegiatan metropolis yang menjadi tujuan bagi para pengubah nasib. Sangat mengerikan juga bagi saya kalau saya jadi tertular penyakit dan gaya hidup metropolitan yang menyerang tanpa pandang bulu itu.
Selain kontrak kerja yang sudah pada limitnya, suatu keadaan hati yang tidak baik juga saya rasakan sebagai pemicu pindahnya saya dari tempat kerja ini. Setelah beberapa lamaran pekerjaan dikirim ke berbagai tempat dan banyak panggilan interview telah saya jalani namun hingga bulan April belum juga ada kabar baik mengenai tempat kerja baru. Kegiatan rohani yang saya jalani selama di Al-Azhar sebenarnya banyak membantu saya terlindung dari sifat kapitalis, namun tidak menutup kemungkinan saya untuk tergelincir ke dalamnya. Tawaran kerja yang bersifat kejar target dan mengejar orang-orang yang berhutang, juga bukan pilihan yang baik.
Diantara banyaknya benang kusut yang menyeruak di pikiran dan batin saya di tambah suasana hati yang sangat tidak mengenakkan, muncullah tawaran dari sang Murobbi saat saya halaqoh suatu sore di rumahnya seperti biasa. Awalnya coba-coba saja karena di saat seperti itu, tidak boleh ada kesempatan yang terlewatkan. Mendengar kata As Syifa pertama kali dari bibir beliau sepertinya masih terdengar asing apalagi berupa sekolah berasrama atau sebutan jaman dulunya pesantren namun anak-anak modern jaman sekarang lebih suka menyebutnya boarding school. Tempatnya? Di luar Jakarta pula. Sudah bisa dibayangkan bahwa seandainya saya diterima disana maka saya harus pindah dan bermukim di Subang tempat As Syifa berada.
Jujur, saya tidak memiliki bekal apapun kalau harus merantau sejauh Subang. Tapi entah mengapa hati saya sangat yakin untuk menjalani semua ini. Banyaknya testimoni yang positif mengenai As Syifa melalui pengalaman saudara, murobbi sendiri dan teman-teman membuat orangtua juga meridhoi saya untuk memulai tahapan test tertulis hingga wawancara. Saat itu memang belum melepas pekerjaan di Jakarta hingga semua tahapan usai. Akhirnya pada bulan Juli setelah pengalaman bolak-balik Subang Jakarta tanpa menginap, pengumuman itupun datang melalui SMS. Saya diharuskan datang karena berhasil diterima sebagai pustakawan dan satu-satunya yang berhasil lolos dari sekian pendaftar pustakawan. Awalnya sempat ragu juga, apa saya memang berkompeten di bidang ini apalagi menurut bocoran hasil test potensi akademik, nilai saya merupakan capaian tertinggi dari seluruh pelamar jenis bidang kerja apapun. Padahal saingannya juga tidak main-main. Sejauh itu, saya hanya berpikir bahwa Allah benar-benar bersama saya dan mendukung keputusan ini. Bulan Juli akhir saya resmi resign dari perpustakaan Universitas Al-Azhar Indonesia. Kampus yang saya cintai dengan begitu banyak kenangannya, rumah dengan begitu banyak lika-likunya, dan banyak teman-dengan begitu banyak canda tawanya untuk saya selama di Jakarta. Sedih pasti iya, tapi demi mengejar masa depan yang lebih baik mengapa harus berpikir berkali-kali lagi? Apalagi As Syifa merupakan tempat yang baik yakni berupa lembaga pendidikan yang juga sama seperti Universitas Al Azhar.
Pindah ke suatu tempat baru bukan hal yang mudah apalagi Subang memiliki suhu jauh di bawah Jakarta yang panasnya minta ampun. Selama test dan pelatihan dilaksanakan sebelum saya benar-benar pindah sebenarnya saya sudah banyak menemukan semacam tambatan hati untuk bekal saya bisa betah tinggal di tempat baru. Tambatan hati itu pertama, suasana yang masih asri. Bayangkan, ada sawah di depan asrama, kebun nanas menghampar di sekitar bukit di samping asrama, dan hutan pohon kayu berkelebat di seluruh lingkaran area lembaga ini. Sebenarnya masih banyak tempat yang bersawah, berkebun dan berhutan di sekitar As Syifa dan itu masih sah asli milik penduduk sekitar yang belum dibebaskan lahannya oleh mereka. Kedua, tempat kerja yang tidak memerlukan biaya transportasi. Hal ini bisa menutup gaya hidup materialism yang masih agak menjangkiti orang bekas metropolitan seperti saya. Gaji bisa tetap utuh karena ditabung atau bisa fokus untuk mengalokasikannya dengan hal yang lebih bermanfaat. Ketiga, ikhwahnya. Karena para pendiri As Syifa memang berlatar belakang tarbiyah seperti yang sudah saya jalani selama ini saya pun tidak ragu berada di bawah naungannya karena semua yang bekerja di As Syifa wajib tarbiyah/ halaqoh.
Melalui test wawancara, wawasan saya sedikit bertambah mengenai As Syifa. Saat itu saya langsung diwawancarai oleh sang empunya pendiri As Syifa pertama kali. Bapak ini masih bisa dibilang setengah baya dan terlihat cerdas meskipun pendidikannya baru sampai D3 saja. Tutur katanya tekonsep, runtun dan jelas. Tentu saja bukan hasil latihan melainkan sebuah karakter muslim yang sudah tertarbiyah lama. Orang yang humoris, tegas, seorang penulis dan juga orang rantau yang berasal dari Depok. Jadi, saat mewawancarai saya beliau sudah seperti memiliki field of experience yang sama dengan saya. Jujur menurutnya kalau yang saya cari adalah materi, terang-terangan beliau menyebutkan As Syifa bukanlah tempatnya. Karena As Syifa belum mampu membayar gaji pegawai sebagaimana Al-Azhar tempat saya bekerja dulu. Itulah kata-katanya yang selalu saya ingat hingga sekarang. Kata-kata itu juga yang mampu menjadi semacam penguat saya untuk selalu bertahan dan bersyukur di setiap kemungkinan pahit apapun di As Syifa. Lagipula kalau materi yang saya cari untuk apa saya mencoba di As Syifa dengan segala testimoni yang saya dapatkan dari banyak orang? Yah, maklumlah As Syifa juga baru tahun keempat berdiri, jadi masih memiliki banyak problem yang membuatnya jatuh bangun terutama masalah kesejahteraan pegawai. Tapi tekadnya yang dituangkan dalam visi misi As Syifa memang ingin menjadikan guru yang terampil, kaya dan preagel dengan cara yang unik yakni program guru emas.
Melalui bapak enam anak inilah saya mendapat bocoran cerita kecil tentang asal muasal berdirinya boarding school ini. Awalnya saat bapak ini beserta teman-temannya sedang melakukan mukhoyyam di Ciater yang saat itu sedang memutar sebuah film documenter Palestin, dr. Sulaeman Umar Qush sedang berada di tempat yang sama. Karena melihat kegiatan yang dilakukan bapak ini dan teman-temannya, beliau sangat kagum dan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa yang akan dilakukan bapak ini dan teman-temannya jika dia bersedia memberi bantuan untuk “dakwah” di Indonesia khususnya di Subang dari Qatar. Dengan berbagai pertimbangan dan singkat cerita dari beliau, yang jelas setelah itu dr. Sulaeman berazzam ingin berdakwah di Indonesia dengan caranya yaitu mendirikan masjid-masjid di berbagai tempat di daerah sekitar Subang. Langkah selanjutnya adalah mendirikan Yayasan As syifa Al Khoeriyyah ini pada tahun 2003. Dana yang di alirkan dari dr. Sulaeman ini merupakan amanah yang ditimpakan kepada bapak ini dan teman-temannya untuk terus mendirikan masjid-masjid dan madrasah di sekitar wilayah Yayasan didirikan. Menurut dalam profil FB As Syifa Charity ada sekitar 500 lebih masjid yang telah dibangun dan tersebar di seluruh wilayah Subang dan Jawa Barat baik besar maupun kecil (musholla).
Bocoran sedikit mengenai dr. Sulaeman Umar Qush. Beliau adalah seorang keturunan asli Palestine. Sebelum pensiun beliau adalah seorang kepala Rumah Sakit militer di sana. Subhanallah! Tekadnya untuk memberi bantuan di Indonesia melalui jalan dakwah ini sulit ditiru karena beliau adalah pribadi yang pantang menyerah, pantang mengeluh dan selalu bekerja karena Allah ta’ala. Usianya sudah hampir 60 tahun tapi beliau tidak pernah absen ke masjid untuk sholat berjamaah di masjid As Suweidy. Konon nama As Syifa ini diambil dari latar belakang beliau yang seorang dokter. As Syifa yang berarti obat setidaknya memiliki falsafah tempat pengobat hati bagi manusia yang ingin memperbaiki dirinya. Sayapun merasakannya karena pada saat saya ke As Syifa, segala kekecewaan dan penyakit hati yang berasal dari Jakarta terobati sudah setelah berada disini. Hmm ^_^
Pengalaman menyaksikan pesona As syifa pertama kali adalah saat pelatihan hari kedua. Kami diajak jalan-jalan ke atas bukit yang notabene masih milik As Syifa. Kami harus menapaki jalan mendaki dan terkadang sangat terjal-mampu membuat pinggang serasa patah- sekitar 5 kilometer jauhnya. Jalur yang dibuat memang melewati banyak kebun nanas dan hutan-hutan yang masih milik warga. Namun dari situlah As Syifa sepertinya sengaja membuat pendekatan yang merakyat sehingga tidak ada batas seperti pagar di sekitarnya. Jauh sampai ke atas, atase As Syifa ini memang sengaja mengantar kami menengok apa saja yang dimiliki As Syifa di atas bukit itu. Ada peternakan ayam, beberapa perkebunan dan peternakan sapi. Setelah sampai di atas, lelahnya raga ini tergantikan oleh nikmat dan indahnya pemandangan yang bisa dilihat dari atas bukit tersebut. Subhanallah indah!
Pada 4 Desember 2005 Yayasan As Syifa Al Khoeriyyah ini diresmikan di Tambak Mekar. Bermula dari sinilah akhirnya dakwah diteruskan dengan keinginan membangun sebuah lembaga pendidikan untuk umat Islam di Indonesia. Maka dibangunlah As Syifa Boarding School, Subang. Sekolah berasrama yang memiliki visi membangun peradaban. Pembangunan pertama kali adalah sekolah dan asrama puteri SMPIT As Syifa. Tentu karena angkatan pertama, maka mereka menamakan angkatan mereka ANGKASA (Angkatan Satu) tahun ajaran 2006-2009. Tahun ajaran berikutnya (2007) sekolah dan asrama putera pun dimulai.
As Syifa ini tidak hanya mendirikan sekolah Islam terpadu namun juga sebuah lembaga tahfiz untuk para daiyyah yang ingin menggali ilmu Al Quran lebih dalam. LTIQ atau Lembaga Tahfiz dan Ilmu Al Quran dengan batas usia maksimal 22 tahun, sudah bisa mendaftar disini. Lulus dari lembaga ini para santri akan mengabdi di As Syifa sebagai guru tahfiz murid SMP dan SMA atau di luar sesuai pilihan atau rencana mereka masing-masing.
Tahun keempat berdirinya boarding school As Syifa, adalah saat saya baru datang. Saya yang saat melamar di As Syifa dan menjalani test ingin menempati posisi pustakawati-sebagaimana pengalaman kerja saya sebelumnya- malah berubah menjadi bunda asrama juga karena wawancara oleh bapak itu.
Beliau bertanya, “..sekarang jumlah wali kamar sangat minim, seandainya ibu ditempatkan sebagai bunda asrama apakah ibu bersedia?”
Alasan apa yang bisa saya berikan untuk menolak karena saya hanya bisa berkata, “InsyaAllah bisa Pak.”
Saat itu angkatan keempat yang dilahirkan diberi nama PERMATA oleh seorang guru yang di tahun itu juga keluar. Nama ini agak berbeda setelah ketiga angkatan sebelumnya bertema benda langit, ANGKASA, ANDROMEDA, dan ATMOSFER. Sebagaimana nama-nama angkatan sebelumnya, PERMATA ini juga memiliki akronim, Persatuan Muslimah Tangguh. Namun sekarang di tahun ketiga mereka sebagaimana saya, nama itu berubah akronim menjadi Perkumpulan Muslimah Angkatan Empat. Tapi yang jelas sama baiknya. Kini setelah dua tahun di awal saya membimbing ATMOSFER, akhirnya saya bersama PERMATA sekarang. Nama-nama angkatan ini hanya untuk santri puteri.
Pekerjaan menjadi Bunda tidak semudah yang dibayangkan meskipun banyak yang iri dengan pekrjaan kami. Di sela-sela waktu saat seorang guru istirahat bunda asrama bekerja bersama anak meskipun hanya sekedar mendampingi sholat di masjid. Di saat guru-guru sedang beristirahat di rumdisnya malam hari, justru kami baru memulai kerja kami membimbing anak-anak di kamar dari mulai mendengar curhat, ajakan-ajakan kebaikan hingga ide-ide cemerlang dari kepala mereka. Bagi kami, tidak bisa tidur sebelum pukul sepuluh malam atau bahkan lebih jika ada anak yang masih belum tidur. Saya yakin rekan guru pun sebenarnya memiliki kadar yang sama namun dengan tempat yang berbeda saja. Di As Syifa kami bekerjasama, bahu membahu dan menumbuhkan generasi baru setiap tahunnya. Kami masih dalam taraf memulai untuk membangun sebuah peradaban sebagaimana visi As Syifa. Banyak hal-hal yang masih baru dimulai seperti penggunaan bilingual bahasa, peraturan-peraturan dan pemekaran perpustakaan sebagai pusat budaya. Dalam hal ini dituntut kekuatan fisik, hati dan pikiran untuk tetap bertahan karena Allah bukan karena yang lain. Bekerja bermotto Mardhotillah harus ditancapkan sedalam-dalamnya di qolbu jika ingin bisa berhasil dan bertahan disini karena saya akui banyak sudah sumber daya manusia yang keluar masuk dengan begitu cepatnya karena tidak merasa puas dengan keadaan yang ada.
Bagi saya sendiri, hidup seperti ini bagai membalik 180 derajat dari hidup saya di Jakarta sebelumnya. Pemandangan gedung-gedung bertingkat digantikan dengan hamparan sawah dan gunung di sepanjang jalan Cagak. Setiap pagi bahkan sampai malam bisa terus menerus menghirup udara segar. Biaya hidup jadi lebih hemat. Budaya konsumerisme bisa dikendalikan dengan jatah makan tiga kali teratur. Di Jakarta? Belum tentu pulang kerja mau makan di rumah. Pasti kepengin jajan. Lingkungan yang terjaga dengan sesama orang-orang yang sefikroh, sekufu dan setarbiyah. Di Jakarta, mungkin kita dengan tetangga akan berbeda paham dan pelaksanaan ibadah bahkan dengan teman kerja. Menata hati dengan batas-batas yang diajarkan agama antara ikhwan dan akhwat masing-masing sudah mengetahuinya sehingga mudah untuk bekerjasama baik dalam pekerjaan maupun kehidupan biasa. Di Jakarta, mungkin orang sholeh dan sholehah bisa mudah kita temukan, tapi yang mengerti/paham akan pelaksanaan ibadahnya kiranya jarang ditemukan. Niat bekerja hanya karena ridho Allah (mardhotillah) dan berbakti kepada orangtua, namun di Jakarta niat materialisme dan menghamburkan uang atas nama persahabatan suit dihindari.
Kehidupan yang lebih religius (menghafal Quran, sholat berjamaah di masjid, shoum sunnah berjamaah, halaqoh rutin, program ruhiyah anak, dll) membuat saya lebih merasa “terisi” ketimbang hiruk pikuk Jakarta yang menyeramkan dengan kehidupan materialistisnya. Semua yang berkaitan dengan anak adalah tugas bunda asramanya untuk mendampingi kecuali di sekolah. Disini mudah menemukan ustad/ustadzah untuk bertanya, mudah menemukan teladan/contoh mulia sebagai seorang pribadi muslim, mudah mencari inspirasi penguat taqwa, mudah mencari kajian pemersatu batin kepada Illahi, mudah belajar bersabar karena keadaan, mudah beramal karena keihlasan dan mudah mendapat ilmu karena selalu belajar setiap detik dari tanda-tanda alam melalui berbagai perantaranya. Kelemahan saya sebelumnya berubah menjadi sebuah kekuatan yang menjadikan saya pribadi baru yang lebih baik sekarang. Saya rasakan perubahan saya bertahap karena apa yang saya pijak tidak pernah lepas dari ridho kedua orangtua dan pastinya ridho Allah SWT. Janji Allah selalu terbukti, “…Berdoalah, maka akan Aku Kabulkan..” dan “…di balik kesulitan pasti ada kemudahan dan sungguh, di balik kesulitan ada kemudahan.” Saya, merasakan keduanya ^_^.
Jika dari awal hingga sekarang saya ditanya oleh kawan lama atau saudara mengenai apakah saya betah tinggal disini? Saya akan menjawab. Sejauh ini belum ada alasan saya untuk keluar dan mencari kehidupan yang lebih baik selain di As Syifa. Dengan nikmat sebanyak itu, apakah saya harus berhenti bersyukur apalagi meminta sesuatu yang belum kita miliki sedangkan syukur kita belumlah sempurna? Mungkin terdengar idealis namun saya hanya memacu diri saya untuk senantiasa menjaga rasa syukur ini sejak awal saya mulai hingga akhir nanti entah kapan. As Syifa adalah hadiah terindah dengan segala pesonanya dari Allah SWT kepada saya dan kepada siapapun yang pandai mensyukuri nikmatNya.
Whatever Allah gives to me I’m sure that is the best I have to greeting of.
Here, I started a big change. And I want had a big blessing here too.
Subang, 21 Oktober 2011
Besonderes fur KamaL.
By : Ratih Murdiyati
(GUTE FREUNDE ME)